Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “K” diharapkan mahasiswa dapat :
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi klien
Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
1.3.2 Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan.
1.3.3 Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa nyaman “nyeri”.
1.3.4 Bagi lahan praktek
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.
1.4 Cara Pengumpulan Data
1.4.1 Wawancara
Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien.
1.4.2 Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung.
1.4.3 Study dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan laboratorium seta pemeriksaan penunjang.
1.4.4 Study pustaka
Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan keperawatan.
2.1 Definisi
2.2 Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu.
2.3 Klaisifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
2.4 Stimulus Nyeri
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold).
Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :
2.5 Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang, 1989).
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
2.7 SUMBER NYERI
1, 2, 3, 4 à ringan
5, 6 à sedang
7, 8, 9 à berat
10 à sangat
2 à ringan
3 à tidak nyaman
4 à Distressing
5 à Novible (berat)
6 à exeros clating (sangat berat)
2 à ringan
3 à sedang
4 à berat
Keterangan :
1 : tidak nyeri
2 : nyeri ringan
3 : nyeri sedang
4 : nyeri berat
5 : nyeri sangat berat
6 : nyeri hebat
2.8 ETIOLOGI
Misalnya : tumor
2.9 GEJALA KLINIS
R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)
KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya :
Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Suku Bangsa : Indonesia / Jawa
Alamat : Betek Mojoagung
Pekerjaan : Swasta
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Istri
Pekerjaan : Swasta
N : 82 x/menit
D : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
Q : Tersayat
R : Kepala
S : Berat (8-9)
T : Lama nyeri 3 hari
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)
Perkusi : Suara dada sonar
Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)
Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan
Perkusi : ± ympani
Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7 tetes/menit)
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan
Perkusi : Reflek patella (+/+)
Kekuatan Otot
Keterangan :
AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan
AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : bergantung dan tidak mampu
Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.
Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada di rumah
Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)
Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)
Minum 6 – 7 gelas/hari air putih
BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas
Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas)
BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)
Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari
- Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)
- Acran 3 x 1 (1 ampul)
- Hepa Q 3 x sehari
- Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)
- Myamit 3 x 1 tablet/oral
Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan
Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218
Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009
Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta : EGC, 2005
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “K” diharapkan mahasiswa dapat :
- Melakukan pengkajian data
- Intervensi data dasar
- Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif
- Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana
- mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi klien
Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
1.3.2 Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan.
1.3.3 Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa nyaman “nyeri”.
1.3.4 Bagi lahan praktek
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.
1.4 Cara Pengumpulan Data
1.4.1 Wawancara
Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien.
1.4.2 Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung.
1.4.3 Study dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan laboratorium seta pemeriksaan penunjang.
1.4.4 Study pustaka
Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan keperawatan.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI
- Mc. Ceffery (1979)
- Wolf Waifsel Feusest (1974)
- Arthur C. Curfon (1983)
- Secara umum
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 124)
2.2 Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
- Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
- Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.
- Perbedaan nyeri akut dan kronis
No
|
Karakteristik
|
Nyeri Akut
|
Nyeri Kronis
|
1. |
Pengalaman |
Suatu kejadian |
Situasi, status eksistensi |
2. |
|
Sebab eksternal atau penyakit dalam |
Tidak di ketahui atau pengobatan terlalu lama |
3. |
Serangan |
Mendadak |
Bisa mendadak, berkembang, dan terselubung |
4. |
Waktu |
Sampai 6 bulan |
Lebih dari 6 bulan samai bertahun-tahun |
5. |
Pertanyaan nyeri |
Daerah nyeri tidak di ketahui secara pasti |
Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya sehingga sulit di evaluasi (perubahan perasaan) |
6. |
Gejala klinis |
Pola respon yang khas dengan gejala yang lebih terbatas |
Pola respon yang bervariasi dengan sedikit gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus |
7. |
Perjalanan |
Biasanya berkurang beberapa saat |
Penderita meningkat setelah beberapa saat |
- Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya terjadi akibat kerusakan pada bagian cidera organ.
- Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis.
- Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.
- Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur syaraf.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
2.4 Stimulus Nyeri
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold).
Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :
- Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
- Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
- Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 123)
2.5 Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang, 1989).
- Teori penusahan (specificity theory)
- Teori pola (pattern theory)
- Teori pengendalian gerbang (gate control theory)
- Teori transmisi dan inhibisi
(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
- Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
- Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.
- Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
- Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti: nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik dan mental.
(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
2.7 SUMBER NYERI
- Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.
- Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga tubuh.
- Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang menyokong.
(Smellchzer, S.C. Bare. B.G. 2006)
- UPAYA MENGATASI NYERI
- Distraksi à mengalihkan perhatian
- Relaksasi à nafas dalam, kompres, message
- Akupuntur à tusuk jarum pada daerah nyeri
- Hipnosa à teknik membuat orang tidak sadar diri
- Analgesik à mengurangi persepsi tentang nyeri
- Daya kerja à sistem syaraf sentral
- TINGKAT NYERI
- Menurut Kozier
1, 2, 3, 4 à ringan
5, 6 à sedang
7, 8, 9 à berat
10 à sangat
- Menurut Meizak dan Rogerson (1991)
2 à ringan
3 à tidak nyaman
4 à Distressing
5 à Novible (berat)
6 à exeros clating (sangat berat)
- Menurut Maxwell (1989)
2 à ringan
3 à sedang
4 à berat
- Menurut Mc Gill (Mc Gill scale)
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
1 : tidak nyeri
2 : nyeri ringan
3 : nyeri sedang
4 : nyeri berat
5 : nyeri sangat berat
6 : nyeri hebat
(Wahid Iqbal Mubarok, SKM, 2008, 213)
2.8 ETIOLOGI
- Trauma
- Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)
- Thermis (panas dan dingin)
- Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
- Elektris (listrik)
- Peradangan (inflamasi)
- Trauma Psikologis
- Gangguan sirkulasi
- Neuplasma
Misalnya : tumor
2.9 GEJALA KLINIS
- Respon Simpatis
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan suhu
- Peningkatan respirasi
- Respon muskular
- Gelisah
- Meraba
- Membatasi respirasi
- Respon emosional
- Perubahan perilaku
- Iritable, merintih dan menangis
- Ekspresi wajah : menyeringai, masalah
ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH NYERI
- Pengkajian
- Pengumpulan Data
- Keluhan utama
- Keluhan yang paling dirasakan klien
- Klien mengatakan nyeri
- P : Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
- Q : Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
- R : Regio : Daerah perjalan nyeri
- S : Severe : Keparahan atau intensitas nyeri
- T : Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri
- Klien mengatakan nyeri
- Pemeriksaan fisik
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
- Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
- Expresi wajah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen
- I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi
R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)
- I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan lembut.
- Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress
- I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya
- I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi
- I : Anjurkan pasien untuk beristirahat
- Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.
- I : Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga
- I : Kaji tingkat nyeri
- I : Ciptakan lingkungan yang nyaman
- I : Kolaborasi dengan tim medis
- Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
- I : Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
- I : Kaji tingkat nyeri
- I : Menciptakan lingkungan yang nyaman
- I : Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- I : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik
KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya :
- Hilangnya perasaan nyeri
- Menurunnya intensitas nyeri
- Adanya respon fisiologis yang baik
- Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri
BAB III
TINJAUAN KASUS
- I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB
- Data Subyektif
- Identitas Pasien
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Suku Bangsa : Indonesia / Jawa
Alamat : Betek Mojoagung
Pekerjaan : Swasta
- Penanggung Jawab
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Istri
Pekerjaan : Swasta
- Keluhan Utama
- Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Kesehatan yang Lalu
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Data Obyektif
- K/U : Lemah
- TTV
N : 82 x/menit
D : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
- Riwayat kesehatan sekarang
Q : Tersayat
R : Kepala
S : Berat (8-9)
T : Lama nyeri 3 hari
- Pemeriksaan fisik (Head to too)
- Kepala
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
- Mata
- Hidung
- Mulut
- Telinga
- Leher
- Dada
Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)
Perkusi : Suara dada sonar
- Abdomen
Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)
Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan
Perkusi : ± ympani
- Genetalia
- Integumen
Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal
- Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7 tetes/menit)
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan
Perkusi : Reflek patella (+/+)
Kekuatan Otot
AKA
5
|
AKI
5
|
5
BKA
|
5
BKI
|
AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan
AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri
- Tidak dapat mengangkat sama sekali
- Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi
- Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban
- Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah
- Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada
- Pola fungsi kesehatan
- Persepsi terhadap kesehatan
- Pola fungsi kesehatan
- Pemakai rokok / tembakau
- Pemakai alkohol
- Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien
- Pola aktifitas dan latihan
AKTIVITAS
|
Di rumah
|
Di rumah sakit
|
||||||||
skor
|
skor
|
|||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4 |
|
Mandi |
Ö
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
Berpakaian |
Ö
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
Berdandan |
Ö
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
Mobilisasi ditempat tidur |
Ö
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
Pindah |
Ö
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
Merapikan tempat tidur |
Ö
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : bergantung dan tidak mampu
- Pola istirahat dan tidur
Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.
Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada di rumah
- Pola nutrisi
Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)
Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)
Minum 6 – 7 gelas/hari air putih
- Pola eliminasi
BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas
Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas)
BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)
- Personal Hygiene
Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari
- Keadaan Spiritual
- Keadaan Psikososial
- Keadaan Sosial dan Budaya
- Data Penunjang
- Hasil Laboratorium
HEMATOLOGI
|
HASIL
|
NILAI NORMAL
|
CELL DYN - Hemoglobin - Leukosit - Hematokrit - Eritrosit - Trombosit LED KIMIA KLINIK - Glukosa sewaktu - Billirubin T - Billrubin D - SGOT - SGPT - Kreatinin serum - Urea - Asam urat IMUNOLOGI - HBS Ag (RPHA) - Anti HBS (RPHA) |
- - 10,4 - 7.000 - 34,8 - 4.260.000 - 466.000 - 29/53 - 116 - 0,93 - 0,37 - 68 - 29 - 1,17 - 16,5 - 5,37 - Positif - Negatif |
- 4.700 – 10.300 /cmm - 37 – 48 % - L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5 jt/ul - 150.000 – 350.000 / cmm - 0 – 20 /jam - < 140 mg/dl - 0,3 – 1,0 mg/dl - < 0,25 ng/dl - < 38 u/l - 40 u/l - L < 1,5; P < 1,2 mg/dl - 10 – 50 mg/dl - 3,6 – 7,0 mg/dl |
- Terapi pengobatan
- Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)
- Acran 3 x 1 (1 ampul)
- Hepa Q 3 x sehari
- Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)
- Myamit 3 x 1 tablet/oral
- II. ANALISIS DATA
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian bawah sebelah kanan Do : kesadaran composmentis K/U lemah TTV : TD : 120/80 mmHg : N : 85 x/menit S : 37,3 oC RR : 24 x/menit Pemeriksaan fisik Mata : conjungtiva pucat Cornea : bintik-bintik Mulut : mukosa bibir kering - Terpasang infus Rl di tangan kanan - Pola nutrisi Makan : ± 2 sendok/sehari Minum : 6-7 gelas/sehari - Hasil laboratorium Hemoglobin 10,4 |
Pembesaran hepar yang mendesak organ lain |
Gangguan rasa nyaman ”nyeri” |
- III. RENCANA KEPERAWATAN
Dx Keperawatan
|
PERENCANAAN
|
RASIONAL
|
|
TUJUAN DAN KRITERIA
|
INTERVENSI
|
||
Gangguan rasa nyaman “nyeri” ditandai dengan Dx : pasien megatakan nyeri pada perut bawah bagian kanan Do : K/U lemah - Wajah pasien menyeringai - Ada nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah - Sklera kuning - Abdomen kembung - Perut bagian kanan sedikit membesar - Skala nyeri 3 maxwell - Kuku kuning - Pasien memgangi perutnya TTV : TD : 120/80 mmHg : N : 85 x/menit RR : 20 x/menit S : 37,5 oC |
Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) dapat berkurang dengan kriteria - pasien mengatakan nyerinya berkurang - ekspresi wajah pasien tenang tidak meringis kesakitan - skala nyeri 1 (maxwell) - pasien dalam keadaan tenang - keadaan umum pasien membaik |
- jelaskan tentang penyakit yang diderita pasien
- Ajarkan pasien untuk latihan dengan teknik distraksi - Memposisikan pasien senyaman mungkin
- Skala nyeri
|
- Memberi kenyamanan bagi pasien untuk beristirahat
|
- IV. IMPLEMENTASI
Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan
Tanggal
|
Jam
|
No
|
Action
|
Respon
|
26 Juli 2010
|
14.00 |
1 |
Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara 3S (senyum, sapa, sentuh) |
1. keluarga pasien dan pasien ramah serta kooperatif |
14.30 |
2 |
Melakukan tindakan TTV dengan hasil : TD : 120/80 mmHg N : 75 x/menit S : 36,5 oC RR : 24 x/menit |
2. pasien bersedia untuk diperika dan kooperatif |
|
14.40 |
3 |
Melakukan monitoring terhadap nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien |
3. pasien memperhatikan dan mau bekerja sama dengan perawat |
|
14.45 |
4 |
Membantu pasien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku |
4. keluarga pasien bersedia menceritakan makanan yang dikonsumsi oleh pasien baik di rumah maupun di rumah sakit |
|
15.00 |
5 |
Membantu pasien makan dalam jumlah sedikit tapi sering |
5. pasien bersedia dan memperhatikan perawat |
|
15.15 |
6 |
Memberitahu pasien untuk istirahat yang cukup |
6. pasien kooperatif dan memenuhi permintaan perawat |
|
|
15.30 |
7 |
Memberikan dan menyiapkan terapi obat sesuai advis dokter / tim medis - Ranitidin 1×1 gr(Inj.) 1 ampul - Acran 1×1 gr(Inj.) 1 ampul - Infus Rl 7 tetes/menit - Cefotaxime 3×1 gr tablet oral - Caprob 2×1 ampul/IV drip - Tomit 2×1 ampul/IV drip |
7. pasien merasa tenang dan kooperatif |
Tanggal
|
Jam
|
No
|
Action
|
Respon
|
27 Juli 2010
|
07.00 |
1 |
Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara 3S |
1. pasien dan keluarga kooperatif |
08.00 |
2 |
Melakukan observasi TTV : TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 82 x/menit RR : 24 x/menit |
2. pasien bersedia diperika dan kooperatif |
|
08.15 |
3 |
Melakukan dan merapikan tempat tidur pasien |
3. pasien merasa nyaman dan rileks |
|
08.30 |
4 |
Menyajikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering |
4. pasien bersedia dan bekerja sama dengan baik serta keluarga |
|
09.00 |
5 |
Menyiapkan dan memberi obat sesuai tetapi tim medis yaitu Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul |
5. pasien kooperatif dan merasa nyaman |
|
09.30 |
6 |
Memberitahu pasien untuk istirahat yang cukup |
6. pasien kooperatif |
- V. CATATAN PERKEMBANGAN
No
|
Tanggal
|
Dx keperawatan
|
Perkembangan
|
1 |
26-07-2010
|
Gangguan rasa nyaman “nyeri” |
S : pasien mengatakan nyeri pada perut O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 120/90 mmHg N : 79 x/menit RR : 24 x/menit S : 36,5 oC Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2 sendok sesering mungkin A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji skala nyeri - Observasi TTV - Laksankan program pengobatan - Acran 3×1 gr - Ranitidin 2×1 gram (1 inj) |
2 |
27-07-2010
|
Gangguan rasa nyaman “nyeri” |
S : pasien mengatakan nyeri berkurang O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36 oC RR : 22 x/menit A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji skala nyeri - Observasi TTV - Laksankan program pengobatan - Ranitidin 3×1 gram (1 inj) - Acran 3×1 gr - terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi sering |
3 |
28-07-2010
|
Gangguan rasa nyaman “nyeri” |
S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu makan bertambah sedikit O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 80 x/menit RR : 20 x/menit A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji skala nyeri - Observasi TTV - Laksankan pengobatan - Acran 3×1 gram (injk) - Ranitidin 2×1 gram (injk) - Deksal 2×1 gram (injk) |
4 |
29-07-2010
|
Gangguan rasa nyaman “nyeri” |
S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu makan bertambah sedikit O : K/U membaik Kesadaran komposmentis TTV : TD : 120/90 mmHg N : 78 x/menit S : 37 oC RR : 24 x/menit Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan - Mengkaji status nyeri - Observasi TTV - Laksankan pengobatan - Acran 3×1 gram (injk) - Ranitidin 2×1 gram (injk) |
- VI. EVALUASI
No
|
Tanggal / Jam
|
Diagnosis Keperawatan
|
Evaluasi
|
1
|
29 Juli 2010 |
Gangguan rasa nyaman “nyeri” |
S : Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang O : Keadaan umum : lemah Kesadaran composmentis GCS : 4, 5, 6 Tanda-Tanda Vital TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 80 x/menit RR : 24 x/menit A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan pasien pulang |
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009
Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta : EGC, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar